Kamis, 08 November 2012

Puisi


KEBIJAKAN

KETAHUILAH atau KATAKANLAH
Wahai KEBIJAKAN
Kau terlahir dari perenungan para Pemujamu
Melebur dalam menghias langkah
Tak pandang penting Orang mau berkata Apa
Yang ku tau KAU bagian dari hidupku

Wahai KEBIJAKAN
Mendekatlah padaku
Agar aku bisa menyatu dalam larut hidupku
Tak pandang penting Orang mau berkata apa
Yang ku tau ku ingin berdiri di atasmu

Wahai KEBIJAKAN
Ku temukan KAU dalam Perenunganku
DAri hasil Pemahaman yang Mendalam
Yang dilandasi Oleh rasa Adil
Tak pandang penting orang mau berkata Apa

Wahai KEBIJAKAN
Tak pandang penting Orang mau berkata Apa
Yang ku tau
KAULAH TUJUAN LANGKAHKU.

TERUNTUK: PARA PEMUJA KEBIJAKAN

Oleh:Aby_al Kahfie.

Harimau dan bayang-bayang


 Harimau dan Bayang Bayang

Di dalam sebuah hutan ada seekor harimau yang besar dan garang. Semua binatang kecil takut akan harimau itu. Apabila terdengar harimau mengaum, semua binatang akan bersembunyi. Binatang yang tidak sempat bersembunyi pasti akan menjadi mangsa harimau.      Pada suatu hari, Sang Kancil sedang menikmati daun-daun muda di pinggir hutan. Tiba-tiba ia terdengar bunyi ranting patah di belakangnya. Sang Kancil segera menoleh. Ia lihat harimau sedang menghampirinya. Ia tahu harimau berniat untuk memakannya.
      Harimau mengaum. Suaranya yang kuat sungguh menggerunkan. Namun, Sang Kancil tidak melarikan diri.
      ”Kali ini kau tak boleh lari lagi. Aku akan makan kau, kancil!” kata harimau dengan garangnya.
      ” Hei, nanti dahulu! Kalau kau makan aku, nanti kau akan dimakan oleh binatang yang lebih besar,” kata Sang Kancil.
      ” Binatang manakah yang berani melawanku? “ tanya harimau dengan marah.
      ” Pagi tadi aku berjumpa seekor harimau yang lebih besar daripada kamu. Kata harimau itu, dialah yang paling kuat di hutan ini,” kata Sang Kancil dengan beraninya.
      Harimau berasa sangat marah. Ia mengaum sekuat-kuat hatinya.
      ” Tunjukkan di mana harimau itu. Aku akan mengalahkannya!” kata harimau.
      Tanpa berlengah, Sang Kancil pun berjalan dengan pantas meninggalkan tempat itu. Harimau mengekorinya dengan marah.
      ” Tunjukkan aku di mana harimau itu. Aku pasti dapat mengalahkannya. Semua binatang tahu bahawa akulah yang paling kuat di hutan ini!” kata harimau dengan megahnya.
      Sang Kancil terus berjalan hingga sampai ke sebuah kolam. Ia berdiri di tepi kolam dan memandang ke dalam air.
      ” Pagi tadi aku jumpa harimau besar dan perkasa itu di dalam kolam ini. Cubalah kamu tengok,” kata Sang Kancil.
      Harimau menjenguk ke dalam kolam. Bayang-bayangnya segera muncul di permukaan air yang jernih. Harimau mengaum dengan garangnya. Ia membuka mulutnya luas-luas untuk menampakkan taringnya yang tajam. Harimau di dalam kolam juga membuka mulutnya luas-luas.
      ” Kalau kau benar-benar kuat, kalahkan harimau itu,” kata Sang Kancil.
      Harimau pun terjun ke dalam kolam. Bayang-bayangnya pun hilang. Baharulah ia tersedar bahawa dirinya telah ditipu oleh Sang Kancil. Harimau terkial-kial untuk naik ke tebing kolam. Sang Kancil terus melarikan diri dan terselamat dari dimakan oleh harimau.
      Kasihan harimau. Oleh kerana terlalu angkuh, akhirnya harimau tewas oleh bayang-bayang sendiri.

Cerita rakyat





Cerita Rakyat Malin Kundang

Malin Kundang adalah cerita rakyat yang berasal dari provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Legenda Malin Kundang berkisah tentang seorang anak yang durhaka pada ibunya dan karena itu dikutuk menjadi batu. Sebentuk batu di pantai Air Manis, Padang, konon merupakan sisa-sisa kapal Malin Kundang. Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang. Karena merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Malin memutuskan untuk pergi merantau agardapat menjadi kaya raya setelah kembali ke kampung halaman kelak. Awalnya Ibu Malin Kundang kurang setuju, mengingat suaminya juga tidak pernah kembali setelah pergi merantau tetapi Malin tetap bersikeras sehingga akhirnya dia rela melepas Malin pergi merantau dengan menumpang kapal seorang saudagar.Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajaklaut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajaklaut. Malin Kundang beruntung, dia sempat bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu sehingga tidak dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan tenaga yang tersisa, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagangdengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya. Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya. Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin yang melihat kedatangan kapal itu ke dermaga melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya. Ibu Malin pun menuju ke arah kapal. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. “Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?”, katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi melihat wanita tua yang berpakaian lusuh dan kotor memeluknya Malin Kundang menjadi marah meskipun ia mengetahui bahwa wanita tua itu adalah ibunya, karena dia malu bila hal ini diketahui oleh istrinya dan juga anak buahnya. Mendapat perlakukan seperti itu dari anaknya ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menyumpah anaknya “Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu”. Tidak berapa lama kemudian Malin Kundang kembali pergi berlayar dan di tengah perjalanan datang badai dahsyat menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang. Sampai saat ini Batu Malin Kundang masih dapat dilihat di sebuah pantai bernama pantai Aia Manih, di selatan kota Padang, Sumatera Barat. Itulah cerita Malin Kundang yang durhaka pada Ibunya sendiri yang akhirnya mendapatkan kutukan menjadi batu. dengan kisah ini kita bisa bercermin untuk tidak melakukan hal yang bersipat dosa atau durhaka, karena memang sejelek apapun Dia Ibu kita, tak perlu malu untuk mengakuinya